DALAM PANTAT YANG SEHAT TERDAPAT KENTUT YANG KUAT
Mungkin ini judul artikel paling kurang ajar sepanjang masa
dalam blog saya. Semoga saya tidak akan lagi membuat artikel dengan judul yang
lebih kurang ajar dari artikel ini. Tapi saya sedang tidak ingin bergurau.
Kalimat yang saya temukan dalam sebuah web kumpulan kata mutiara itu seakan menjadi
sebuah cambuk yang melukai kesombongan saya.
Sudah cukup lama saya tidak terlalu tertarik untuk belajar.
Saya sudah menjadi seorang guru. Sebuah pencapaian yang membuktikan kalau saya
adalah orang pandai. Orang pandai memiliki kodrat memberikan ilmunya, bukan
mencari ilmu lagi. Setidaknya seperti itulah pemahaman yang saya pegang sejauh
ini.
Selama ini saya selalu mampu menjawab setiap ketidaktahuan
murid-murid saya. Paling tidak saya masih bisa mengarang jawaban pada saat saya
belum tahu harus menjawab apa. Saya tidak perlu lagi harus berlama-lama duduk
membaca buku yang hanya akan membuat pantat saya sakit. Tapi kalimat “kurang
ajar” yang saya jadikan judul artikel ini kemudian menyadarkan saya akan sebuah
hal penting. Sebuah hadits Nabi yang pertama kali diajarkan oleh guru saya di
pesantren, Uthlubul ‘ilma minal mahdi
ilal lahdi, tuntutlah ilmu sejak lahir hingga mati.
Pada saat belum menjadi guru di pesantren, hampir tiap waktu
luang saya gunakan untuk membaca atau datang ke kamar para guru. Saya bertanya
atau sekedar sharing dengan para
orang pandai itu. Sekarang saya tinggal memetik hasilnya. Cukup sudah saya
belajar. Toh sejauh ini masih belum ada murid yang bisa mengalahkan saya.
Tenang saja. Tapi…..bukankah saya belum mati?
Pantat saya saat ini sangat sehat. Rasa pegal atau linu yang
dulu sering saya rasakan itu tidak pernah lagi datang atau sekedar mampir. Saya
memiliki pantat yang sehat. Tapi apa yang saya sampaikan ke murid dan jawaban
untuk pertanyaan mereka tidak bisa dijamin seluruhnya benar. Sebagian adalah
karangan saya untuk menjaga image pintar saya di depan mereka. Bukankah jawaban
asal seperti itu punya peluang besar untuk menyesatkan. Ajaran saya terkesan
luar biasa, tapi sebenarnya tak lebih dari omong kosong. Memiliki dorongan
kuat, tapi hakekat aromanya busuk. Ya, kentut yang kuat itu yang kini saya
miliki, dan saya memilikinya karena saya juga memiliki pantat yang sehat.
Saya bertekad untuk terus belajar, Ya Allah. Tolong beri saya
pertolongan-Mu. Sebab saya paham benar; tanpa harus menjadi kuat; sebuah kentut
selalu saja mengganggu kenyamanan orang disekitarnya.
(El-Fath
Satria)
2 komentar:
suka mainin pantat ya??
he..he...
Posting Komentar