BIRO PERSEWAAN KAROMAH WALI ALLAH
“ Hari ini kita akan ngaji ke Sunan Bonang”, ujar seorang guru spiritual
dengan meyakinkan. Lalu sang guru dengan khusyu’ bermeditasi. Perhatian semua
murid tertuju pada mulutnya yang sedang berkomat-kamit merapal mantra. Suasana
hening. Semua wajah tampak tegang dan….wus!! Tiba-tiba saja tubuh murid yang
berada di depan sang guru gemetar. Untuk sesaat murid tersebut seperti
kehilangan kesadaran. Namun sesaat kemudian dia sudah duduk dengan penuh
wibawa. Bibirnya tersenyum, lalu mengucapkan “Assalamu’alaikum”. Semua yang
hadir serempak menjawab salam itu, kemudian berebut mencium tangan si murid
yang tampak kerasukan makhluk asing.
Kejadian seperti ini bisa ditemui dengan mudahnya di beberapa daerah di
Jawa Timur. Pengajian dengan mendatangkan roh para Wali Songo seakan menjadi
magnet yang tak terhindarkan untuk didatangi. Siapa juga sih yang tidak ingin
mengaji langsung pada para pendahulu penyebar Islam di tanah Jawa. Tapi
benarkah roh yang merasuk itu memang roh para Wali Songo?
Memprihatinkan. Pada saat saya masih ngaji di kampung dulu; saat itu saya
masih siswa sekolah dasar; guru saya dengan jelas mengatakan bahwa semua roh
orang yang meninggal itu kembali ke Allah (Surat
al-Fajr : 28).
Semua teman ngaji saya pun mengetahui itu. Tapi mengapa sedemikian mudahnya
beberapa dari mereka terpeleset ke dalam sesatnya ritual pemanggilan roh yang
sebenarnya tak lebih dari sebuah praktek perdukunan?
Memang ada ayat alQur’an yang menyatakan bahwa para kekasih Allah itu
tidak benar-benar meninggal dunia (Surat
al-Baqoroh : 154).
Sah-sah saja kalau kemudian ada yang menafsirkan bahwa roh beliau-beliau itu
masih bisa berinteraksi dengan manusia yang masih hidup. Tapi itu bukan berarti
kalau roh para wali Allah bisa didatangkan seenaknya dan kapan saja kita mau.
Allah tentu saja tidak akan tinggal diam melihat roh suci para kekasih-Nya
ditarik-tarik oleh orang-orang seperti menarik benang layang-layang.
Satu konsep yang saya yakin disetujui oleh seluruh umat Islam di dunia,
kematian merupakan batas akhir hak seorang hamba untuk ikut campur dalam
masalah duniawi. Jadi kalau kemudian roh yang didatangkan itu bisa
ditanya-tanya masalah pekerjaan apa yang cocok buat kita, calon istri kita
cocok apa tidak, atau yang semacamnya (seperti yang banyak terjadi); bukankah
itu aneh. Sekalian saja buat pengumuman, “Perhatian! Sekarang para Wali Songo
sudah bersedia mengingkari kodratnya”. Urusan setelah itu Allah murka atau
tidak, di luar pertanggungjawaban para Ulama
(dan saya).
Yang lebih
memprihatinkan, seringkali sang guru mempraktekkan pengisian “energi” ke
murid-muridnya. Dengan entengnya dia berkata kalau itu adalah karomah Sunan
Fulan yang dia pinjam. Padahal adakah pemilik mobil yang mau meminjamkan
mobilnya pada orang yang belum tentu bisa mengendarai mobil? Kalau pun ada
sudah barang tentu akal sehat si pemilik mobil itu perlu diragukan. Itu artinya
tidak mungkin seorang Wali Allah akan dengan mudahnya meminjamkan karomah yang
dimilikinya pada orang-orang yang tidak jelas kredibilitasnya.
Berita buruknya lagi,
karomah para Wali Allah itu bukan sesuatu yang bisa dipinjamkan. Karomah adalah
sebuah anugrah privacy bagi para Wali Allah. Jangankan kita. Sunan Bonang
sekalipun tidak akan bisa meminjam karomah Sunan Ampel, walau dengan cara
barter sekalipun. Sama halnya dengan tidak mungkinnya Nabi Nuh meminjam tongkat
Nabi Musa untuk membelah lautan pada saat dulu sedang ditelan oleh ikan hiu.
Jadi mengapa sekarang malah muncul biro persewaan karomah Wali Allah?
Banyak cara untuk mengenang dan memuliakan para Wali Allah. Kita bisa
berziarah ke makam mereka. Syukur-syukur kalau mau meneruskan perjuangan dakwah
mereka. Tapi jangan malah mengotori kemuliaan mereka dengan dalih
mengaji langsung pada sumbernya yang sebenarnya tidak lebih dari sebuah praktek
perdukunan yang jelas diharamkan oleh agama. Jauh lebih bijaksana kalau kita
menggali pemahaman ilmu agama lewat para ulama yang masih hidup. Saya jamin,
sampai mati pun kita tidak akan pernah bisa mencapai kata tamat dalam
majlis-majlis ta’lim yang masih ada di muka bumi.
Secara ekstrim saya berani menyatakan : Melakukan ma’siyat itu memang
salah. Tapi saya jauh lebih suka melihat saudara saya sesama muslim melakukan
ma’siyat dibandingkan melakukan kesyirikan pemanggilan roh. Sebab hamba yang
mati dalam keadaan berma’siyat masih memiliki harapan untuk diampuni oleh
Allah. Tetapi hamba yang mati dalam keadaan syirik, dijamin akan menempati
neraka selamanya”.
(El-Fath Satria)
2 komentar:
karomah tu apa sih?
Mu'jizat : kemampuan luar biasa yg diberikan oleh Allah pd para Nabi untuk mngalahkan kmampuan umatnya. Nah para wali Allah jg punya yg kyk gitu, tp namax KAROMAH, bukan mu'jizat coz mu'jizat hanya untuk para Nabi
Posting Komentar