Kamis, 17 April 2014

CARI ISTRI ATAU PEMBANTU

CARI ISTRI ATAU PEMBANTU
“Buruan nikah biar entar ada yang nyuciin baju kamu”, setidaknya itulah yang dulu sering diucapin sama para senior di saat saya masih bujang. Seperti biasa, reaksi pertama saya adalah bingung. Sebenarnya saya disuruh cari istri atau pembantu sih.

Ratusan abad yang lalu Baginda Nabi mati-matian memperjuangkan hak-hak kaum Hawa. Ratusan tahun yang lalu, R.A. Kartini juga sampai harus berseteru dengan banyak pihak demi sebuah emansipasi. Tapi kenapa di masa kini kita malah seakan lupa sama kerasnya perjuangan 2 tokoh mulia itu? Kita seakan lupa pada materi pelajaran sejarah yang kita dapat di bangku sekolah.

Di masa Jahiliyah, wanita tak ubahnya benda mati yang boleh diapa-apain. Boleh disuruh-suruh, disiksa, bahkan dikubur hidup-hidup tanpa alasan. Nggak bakal ada polisi apalagi komnas HAM yang akan membela hak para wanita tertindas itu. Hal ini beda tipis sama masa R.A. Kartini. Sama-sama nggak diakui haknya. Hanya aja wanita di jaman ini nggak ada yang sampai dikubur hidup-hidup.

Berpindah dari jaman Jahiliyah (kebodohan) menuju jaman pendidikan. Dalam urusan memperjuangkan hak wanita, moto perjuangan Baginda Nabi dan R.A. Kartini notabene sama. So kenapa sekarang para istri serta merta dianggap durhaka ketika nggak mau ngurusin cucian, setrika dan tetek bengek repotnya bersih-bersih rumah? Istri durhaka kalau tiap pagi nggak mau nyiapin kopi panas buat suami. Walhasil yang terlihat bukan sebuah rumah tangga yang indah, tapi justru nuansa perbudakan ala keraton.

Islam secara jelas mengajarkan bahwa rumah tangga adalah penyatuan dua insan menuju kehidupan yang lebih baik. Itu artinya rumah tangga bukan sebuah kesempatan untuk memperbudak. Tapi rumah tangga adalah sebuah manifestasi team work. Rumah tangga itu kerja sama tim. Rumah tangga itu management terkendali dengan cinta dan saling menghargai sebagai prinsip utamanya.

Friends, kalau kita nyobain cari dalil yang ngedukung “perbudakan’ kita pada istri, dijamin nggak bakal ada. Sebab Baginda Nabi dulunya justru berusaha menghapus penindasan terselubung itu. So buat siapapun yang udah nikah, utamakan team work dong. Pakaian, kamar mandi, lantai, piring, dan semua perabot yang kotor pada dasarnya adalah tanggung jawab bersama. Bijak banget kalau tanggung jawab itu dijalani bersama. Nggak fair banget kalau para suami menuntut agar istri wajib selalu tampil menarik, sementara sang istri dibebani dengan tetek bengek urusan rumah yang seabrek.

Suami kan udah sibuk kerja? Jangan pura-pura lupa lho kalau Baginda Nabi dan para sahabat dulunya juga sibuk kerja. Tapi sejarah nggak pernah mencatat kalau orang-orang mulia itu pernah memperbudak istri mereka.

Suami tercipta untuk memberikan perlindungan pada istri. So malu-maluin banget kalau sampai ada suami yang istrinya sampai harus kelelahan lantaran ngurusin rumah sendirian. Beneran bukan suami yang gentle.
Tolong direnungi dengan sebuah jiwa besar. Siapa pun yang “memperbudak” istri secara sepihak sebenarnya nggak ada bedanya sama orang yang pengen menghidupkan lagi nuansa Jahiliyah yang udah ratusan abad terkubur.

(El-Fath Satria)

Tidak ada komentar: