CARI ISTRI ATAU PEMBANTU
“Buruan nikah biar entar ada yang
nyuciin baju kamu”, setidaknya itulah yang dulu sering diucapin sama para
senior di saat saya masih bujang.
Seperti biasa, reaksi pertama saya adalah
bingung. Sebenarnya saya disuruh cari istri atau pembantu sih.
Ratusan abad yang lalu Baginda Nabi mati-matian memperjuangkan
hak-hak kaum Hawa. Ratusan tahun yang lalu, R.A. Kartini juga sampai harus
berseteru dengan banyak pihak demi sebuah emansipasi. Tapi kenapa di masa kini
kita malah seakan lupa sama kerasnya perjuangan 2 tokoh mulia itu? Kita seakan
lupa pada materi pelajaran sejarah yang kita dapat di bangku sekolah.
Di masa Jahiliyah, wanita tak ubahnya benda mati yang
boleh diapa-apain. Boleh disuruh-suruh, disiksa, bahkan dikubur hidup-hidup tanpa alasan. Nggak bakal ada polisi apalagi komnas
HAM yang akan membela hak para wanita tertindas itu. Hal ini beda tipis sama
masa R.A. Kartini. Sama-sama nggak diakui haknya. Hanya aja wanita di jaman ini
nggak ada yang sampai dikubur hidup-hidup.
Berpindah dari jaman Jahiliyah (kebodohan) menuju
jaman pendidikan. Dalam urusan memperjuangkan hak wanita, moto perjuangan
Baginda Nabi dan R.A. Kartini notabene sama. So kenapa sekarang para istri
serta merta dianggap durhaka ketika nggak mau ngurusin cucian, setrika dan tetek
bengek repotnya bersih-bersih rumah? Istri durhaka kalau tiap pagi nggak mau
nyiapin kopi panas buat suami. Walhasil yang terlihat bukan sebuah rumah tangga
yang indah, tapi justru nuansa perbudakan ala keraton.
Islam secara jelas mengajarkan bahwa rumah tangga
adalah penyatuan dua insan menuju kehidupan yang lebih baik. Itu artinya rumah
tangga bukan sebuah kesempatan untuk memperbudak. Tapi rumah tangga adalah
sebuah manifestasi
team work. Rumah
tangga itu kerja sama tim. Rumah tangga itu management terkendali dengan cinta
dan saling menghargai sebagai prinsip utamanya.
Friends, kalau kita nyobain cari dalil yang ngedukung “perbudakan’
kita pada istri, dijamin nggak bakal ada. Sebab Baginda Nabi dulunya justru
berusaha menghapus penindasan terselubung itu. So buat siapapun yang udah nikah,
utamakan team work dong. Pakaian,
kamar mandi, lantai, piring, dan semua perabot yang kotor pada dasarnya adalah
tanggung jawab bersama. Bijak banget kalau tanggung jawab itu dijalani bersama.
Nggak fair
banget kalau para suami menuntut agar
istri wajib selalu tampil menarik, sementara sang istri dibebani dengan tetek
bengek urusan rumah yang seabrek.
Suami kan udah sibuk kerja? Jangan pura-pura lupa lho
kalau Baginda Nabi dan para sahabat dulunya juga sibuk kerja. Tapi sejarah
nggak pernah mencatat kalau orang-orang mulia itu pernah memperbudak istri
mereka.
Suami tercipta untuk memberikan perlindungan pada istri. So malu-maluin
banget kalau sampai ada suami yang istrinya sampai harus kelelahan lantaran
ngurusin rumah sendirian. Beneran bukan suami yang gentle.
Tolong direnungi dengan sebuah jiwa besar. Siapa pun
yang “memperbudak” istri secara sepihak sebenarnya nggak ada bedanya sama orang
yang pengen menghidupkan lagi nuansa Jahiliyah yang
udah ratusan abad terkubur.
(El-Fath
Satria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar