STOP IDUL QURBAN SALAH KAPRAH
Hari raya Idul Adha tinggal
menghitung hari. Para hewan qurban akan segera menjalani takdir mulia mereka
yang nggak mungkin kita tiru. Lepas dari kenyataan kita bisa happy karena dapat
jatah liburan, tetap aja Idul Adha atau Idul Qurban sangat dinantikan banyak
orang. Masalahnya……seperti yang sudah-sudah, Idul Qurban juga masih sering
memunculkan polemik yang sebenarnya nggak perlu. Bukan karena nggak penting,
tapi karena mudah ditangani jika kepala kita emang bisa stabil dingin.
1. Takbiran Sampai Puas
Waktu takbiran Idul Adha dimulai pada malam Idul Adha sampai habisnya hari
Tasyriq. So buat Anda yang tahun ini ber-Idul Adha pada tanggal 15 Oktober,
berarti waktu takbiran Anda berakhir pada saat adzan
magrib berkumandang di tanggal 18 Oktober. Takbirannya puas banget
dong. Friends, awas salah lho. Takbiran Idul Adha itu disunnahkan hanya
ketika :
-
|
Malam hari Raya hingga sholat Idul Adha dilakukan.
|
-
|
Ketika menyembelih hewan kurban. Hanya pas nyembelih lho.
So pada saat proses menguliti dan memotong-motong hewan kurban, STOP
TAKBIRAN.
|
-
|
Selain 2 di atas kita disunnahkan takbiran sampai magrib 18
Oktober. Tapi hanya setelah sholat, baik sholat fardlu atau sunnah. Kalau
saya habis melakukan sholat tahiyatul masjid, boleh nggak takbiran
dengan pengeras suara buat nunggu jama’ah fardlu? Nggak boleh. Sholat tahiyatul
masjid itu sholat sunnah. Sifat sholat sunnah itu sirri. So
takbiran setelah sholat sunnah pun nggak boleh pakai pengeras suara. Kalau
habis sholat fardlu, baru tuh boleh.
|
Takbiran emang nggak ada puasnya.
Tapi semua ada aturannya. So silahkan
takbiran hanya di waktu yang sudah diatur oleh syari’at.
2. Orang Kaya Kok Ngambil Daging
Kurban
Hewan kurban yang kata Nabi penuh
barokah itu hak buat siapapun, tanpa memandang kaya atau miskin. Bahkan pemilik
hewan kurban malah punya hak sepertiga
atas hewan kurbannya sendiri lewat pembagian yang adil alias nggak boleh ngambil
bagian yang enak-enak doang. So STOP
GHIBAH di hari Idul Adha. Biarin aja mereka mengambil haknya. Kita hanya boleh
berdoa, semoga orang-orang kaya paham bagaimana cara hidup orang kaya yang
wajar di hari Idul Adha.
3. Panitia Kurban Jualan Daging
Kurban
Cukup banyak panitia kurban yang menerapkan penjualan kulit bahkan kaki
dan kepala hewan kurban dengan alasan untuk biaya operasional pengurusan hewan
kurban. Emang sih ada banyak ulama Kholaf yang memperbolehkan hal
tersebut. Tapi sebenarnya nggak perlu sampai memaksakan hukum kayak gitu deh.
Sebenarnya kita bisa menyiasati biaya operasional tersebut dengan cara :
-
|
Meminta tambahan biaya operasional pada masing-masing
pemilik hewan kurban.
|
-
|
Kalau biaya tambahan itu dirasa memberatkan atau malah bisa
membuat masyarakat enggan melaksanakan kurban, kita bisa aja menarik
sumbangan sukarela pada masyarakat setempat yang bukan pemilik hewan kurban.
Dalam hal ini sosialisasi dan promosi
memegang kendali. Yang selama ini diterapkan di beberapa desa di Sidoarjo
adalah lewat mimbar khutbah dan majlis ta’lim dengan pernyataan bahwa
penyumbang biaya operasional kegiatan kurban hampir pasti mendapatkan pahala
luar biasa. Sebab tanpa uang sumbangan itu, penyembelihan kurban jelas nggak
bisa terlaksana. Hasilnya? Sukses besar.
|
Setidaknya 2 alternatif itu
membuat kontradiksi hukum kurban nggak perlu ada. Pengurus masjid pun nggak
perlu mengurangi kas masjid untuk hal yang kurang bijaksana semacam itu. Win
win solution.
4. Promo aqiqoh di moment Idul Adha
Faktanya masih banyak masyarakat muslim Indonesia yang
belum melakukan aqiqoh untuk dirinya atau anak-anaknya. So moment Idul
Adha sebenarnya adalah saat yang tepat. Hewan aqiqoh bisa disembelih di
malam hari Raya. Jadi keesokan harinya bisa digunakan untuk menu sarapan para
panitia kurban dan lagi-lagi NGGAK PERLU LAGI mengurangi kas masjid yang sering
nggak seberapa itu.
Oke deh, Friends. Semoga artikel ini bisa
bermanfaat. Jangan lupa bantu share ya. Syukron jaziila.
(El-Fath Satria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar