Kamis, 03 Oktober 2013

STOP IDUL QURBAN SALAH KAPRAH



STOP IDUL QURBAN SALAH KAPRAH
Hari raya Idul Adha tinggal menghitung hari. Para hewan qurban akan segera menjalani takdir mulia mereka yang nggak mungkin kita tiru. Lepas dari kenyataan kita bisa happy karena dapat jatah liburan, tetap aja Idul Adha atau Idul Qurban sangat dinantikan banyak orang. Masalahnya……seperti yang sudah-sudah, Idul Qurban juga masih sering memunculkan polemik yang sebenarnya nggak perlu. Bukan karena nggak penting, tapi karena mudah ditangani jika kepala kita emang bisa stabil dingin.
1. Takbiran Sampai Puas
Waktu takbiran Idul Adha dimulai pada malam Idul Adha sampai habisnya hari Tasyriq. So buat Anda yang tahun ini ber-Idul Adha pada tanggal 15 Oktober, berarti waktu takbiran Anda berakhir pada saat adzan magrib berkumandang di tanggal 18 Oktober. Takbirannya puas banget dong. Friends, awas salah lho. Takbiran Idul Adha itu disunnahkan hanya ketika :
-
Malam hari Raya hingga sholat Idul Adha dilakukan.
-
Ketika menyembelih hewan kurban. Hanya pas nyembelih lho. So pada saat proses menguliti dan memotong-motong hewan kurban, STOP TAKBIRAN.
-
Selain 2 di atas kita disunnahkan takbiran sampai magrib 18 Oktober. Tapi hanya setelah sholat, baik sholat fardlu atau sunnah. Kalau saya habis melakukan sholat tahiyatul masjid, boleh nggak takbiran dengan pengeras suara buat nunggu jama’ah fardlu? Nggak boleh. Sholat tahiyatul masjid itu sholat sunnah. Sifat sholat sunnah itu sirri. So takbiran setelah sholat sunnah pun nggak boleh pakai pengeras suara. Kalau habis sholat fardlu, baru tuh boleh.
Takbiran emang nggak ada puasnya. Tapi semua ada aturannya. So silahkan takbiran hanya di waktu yang sudah diatur oleh syari’at.
2. Orang Kaya Kok Ngambil Daging Kurban
Hewan kurban yang kata Nabi penuh barokah itu hak buat siapapun, tanpa memandang kaya atau miskin. Bahkan pemilik hewan kurban malah punya hak sepertiga atas hewan kurbannya sendiri lewat pembagian yang adil alias nggak boleh ngambil bagian yang enak-enak doang.  So STOP GHIBAH di hari Idul Adha. Biarin aja mereka mengambil haknya. Kita hanya boleh berdoa, semoga orang-orang kaya paham bagaimana cara hidup orang kaya yang wajar di hari Idul Adha.
3. Panitia Kurban Jualan Daging Kurban
Cukup banyak panitia kurban yang menerapkan penjualan kulit bahkan kaki dan kepala hewan kurban dengan alasan untuk biaya operasional pengurusan hewan kurban. Emang sih ada banyak ulama Kholaf yang memperbolehkan hal tersebut. Tapi sebenarnya nggak perlu sampai memaksakan hukum kayak gitu deh. Sebenarnya kita bisa menyiasati biaya operasional tersebut dengan cara :
-
Meminta tambahan biaya operasional pada masing-masing pemilik hewan kurban.
-
Kalau biaya tambahan itu dirasa memberatkan atau malah bisa membuat masyarakat enggan melaksanakan kurban, kita bisa aja menarik sumbangan sukarela pada masyarakat setempat yang bukan pemilik hewan kurban. Dalam hal ini sosialisasi dan promosi memegang kendali. Yang selama ini diterapkan di beberapa desa di Sidoarjo adalah lewat mimbar khutbah dan majlis ta’lim dengan pernyataan bahwa penyumbang biaya operasional kegiatan kurban hampir pasti mendapatkan pahala luar biasa. Sebab tanpa uang sumbangan itu, penyembelihan kurban jelas nggak bisa terlaksana. Hasilnya? Sukses besar.
Setidaknya 2 alternatif itu membuat kontradiksi hukum kurban nggak perlu ada. Pengurus masjid pun nggak perlu mengurangi kas masjid untuk hal yang kurang bijaksana semacam itu. Win win solution.
4. Promo aqiqoh di moment Idul Adha
Faktanya masih banyak masyarakat muslim Indonesia yang belum melakukan aqiqoh untuk dirinya atau anak-anaknya. So moment Idul Adha sebenarnya adalah saat yang tepat. Hewan aqiqoh bisa disembelih di malam hari Raya. Jadi keesokan harinya bisa digunakan untuk menu sarapan para panitia kurban dan lagi-lagi NGGAK PERLU LAGI mengurangi kas masjid yang sering nggak seberapa itu.
Oke deh, Friends. Semoga artikel ini bisa bermanfaat. Jangan lupa bantu share ya. Syukron jaziila.
(El-Fath Satria)

Tidak ada komentar: