Kamis, 17 Oktober 2013

DOSA “KECIL” TAK TERMAAFKAN



DOSA “KECIL” TAK TERMAAFKAN
Malas sholat, suka berzina, berani sama orang tua, syirik……..sederet kata-kata seram yang mulai kecil dicekokin ke otak saya. Intinya kalau udah ngelakuin deretan itu, nggak ada harapan deh. Bahkan kayak udah nggak ada kema’siyatan lain yang dosanya lebih gede dari itu. Apa benar gitu?
Malas sholat dan syirik, cuma tinggal taubat. Alamat minta maafnya juga jelas, ALLAH. Berzina, minta maaf sama yang dirugikan akibat perzinahannya dan istighfar. Berani sama ortu, alamat minta maafnya juga jelas banget : ortu dan Allah. Saya nggak akan bilang ini nggak seram. Tapi nggak terlalu seram, coz masih ada ma’siyat lain yang lebih seram efeknya. Mau tahu? Cekidot.
1. Buang Sampah Sembarangan.
Kayaknya sih remeh banget. Tapi pernahkah Anda menyadari bahwa sekecil apapun sampah yang dibuang sembarangan jelas ikut punya peran bikin selokan jadi buntu, dan otomatis menyebabkan banjir. Kalau udah banjir, berarti harus minta maaf sama semua orang yang ikut menderita gara-gara banjir tersebut. Orang se-RT? Yes. Tapi bisa jadi harus minta maaf sama orang sekampung, atau bahkan se-kecamatan. Mungkinkah Anda akan melakukannya? Kalau jawabannya enggak, berarti dosa akibat merugikan orang itu akan Anda bawa ke alam kubur tanpa sempat diampuni. So sebelum menyibukkan diri dengan mengkritik para pebisnis yang merusak alam, yuk kita biasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya.
2. Bikin Gaduh.
Bentuknya bisa macam-macam. Nyalain tape terlalu keras, teriak-teriak seenaknya, atau yang lain. Hm…kayaknya minta maaf ke tetangga aja udah cukup. Sebab jelas cuma mereka yang jadi obyek penderitaan. Salah banget. Saat kita bikin kegaduhan, sangat mungkin ada orang-orang lagi lewat yang ikut terganggu. Faktanya, kita nggak mungkin punya daftar nama mereka secara lengkap. So gimana minta maafnya kalau data orangnya aja nggak kita ketahui? Itu artinya, lagi-lagi kita bakalan mati dengan membawa dosa yang belum sempat diampuni. Sebab hanya minta ampunan pada Allah aja nggak cukup. Khusus dosa sosial, Allah mewajibkan kita untuk meminta maaf pada sesama makhluk dulu sebagai syarat turunnya ampunan dari-Nya. So bisa kebayang kan seberapa banyak dosa orang-orang yang biasa bikin gaduh secara permanen. Dalam hal ini para penjual keliling yang pakai pengeras suara secara berlebihan bakalan jadi bidikan utama di alam kubur.
3. Menjatuhkan Nama Baik Orang Lain.
Dalam sebuah hadits shohih yang tertulis di kitab Shohih Muslim, Nabi Muhammad jelas menyatakan kalau Allah tidak akan menerima taubat dan ibadah seorang muslim yang sudah membuat berita nggak akurat tentang muslim yang lain, sebelum dia meminta maaf dan mengklarifikasi berita “ngawur” yang udah dia sebarkan. Berarti gampang banget donk. Kita cuma tinggal minta maaf sama orang yang udah kita jatuhkan nama baiknya, terus disambung dengan beristighfar. Lagi-lagi salah banget.
Yang namanya berita itu cepat banget penyebarannya. Apalagi kalau isi beritanya negatif. Kalau artis atau pejabat jelas lebih mudah. Cuma tinggal bikin siaran pers yang so pasti diliput di berbagai media. Dijamin klarifikasinya efektif. Masalahnya…..kita kan bukan artis. Kita juga bukan pejabat tenar. Emang ada wartawan yang mau meliput klarifikasi kita yang jelas nggak bisa dijual sama dunia infotainment???
4. Menggunakan Fasilitas Umum Untuk Pribadi.
Numpang buang air di masjid jelas bisa menjadi salah satu kasus terbesarnya. Air yang ada di masjid pada dasarnya dikhususkan untuk mendukung pelaksanaan ibadah. So kalau kita menggunakannya semata-mata cuma numpang buang air lantas melarikan diri, harus minta maaf sama siapa donk?
Status masjid jelas waqof. Dengan kata lain, masjid itu mutlak milik Allah. Berarti cukup minta maaf sama Allah. Eit! Allah kan nggak mungkin ngurusin masjid secara langsung. Masjid tuh diserahkan kepengurusannya pada pengurus masjid khususnya dan umat Islam pada umumnya. Kesimpulannya, nggak ada kata lain selain harus minta maaf pada seluruh umat Islam, baru bisa dikatakan kelar urusan dosanya. So….kalau emang butuh numpang buang hajat di kamar mandi masjid, jangan langsung melarikan diri setelahnya. Tapi sempatkan buat sholat, minimal sholat tahiyatul masjid biar nggak sampai punya tanggungan dosa. Oke?
Sebenarnya masih banyak banget dosa-dosa menyeramkan yang akan kita temui kalau kita mau sesekali meluangkan waktu untuk lebih teliti. Paling nggak  jangan menilai besarnya dosa cuma dari statusnya, tapi harus secara menyeluruh.
Artikel ini akhirnya juga harus diakhiri dengan sebuah kesimpulan, “Dosa sosial itu lebih berbahaya dibanding dosa yang berhubungan langsung dengan Allah”. Semoga artikel ini bermanfaat. Wallahu A’lam bish Showab.
(El-Fath Satria)

Tidak ada komentar: