DOSA “KECIL” TAK TERMAAFKAN
Malas sholat, suka berzina, berani sama orang tua, syirik……..sederet
kata-kata seram yang mulai kecil dicekokin ke otak saya. Intinya kalau udah
ngelakuin deretan itu, nggak ada harapan deh. Bahkan kayak udah nggak ada
kema’siyatan lain yang dosanya lebih gede dari itu. Apa benar gitu?
Malas sholat dan syirik, cuma tinggal taubat. Alamat
minta maafnya juga jelas, ALLAH. Berzina, minta maaf sama yang dirugikan
akibat perzinahannya dan istighfar. Berani sama ortu, alamat minta maafnya juga
jelas banget : ortu dan Allah. Saya nggak akan bilang ini nggak seram. Tapi
nggak terlalu seram, coz masih ada ma’siyat lain yang lebih seram efeknya. Mau tahu?
Cekidot.
1. Buang Sampah Sembarangan.
Kayaknya sih remeh banget. Tapi pernahkah
Anda menyadari bahwa sekecil apapun sampah yang dibuang sembarangan jelas ikut
punya peran bikin selokan jadi buntu, dan otomatis menyebabkan banjir. Kalau udah
banjir, berarti harus minta maaf sama semua orang yang ikut menderita gara-gara
banjir tersebut. Orang se-RT? Yes. Tapi bisa jadi harus minta maaf sama orang
sekampung, atau bahkan se-kecamatan. Mungkinkah Anda akan melakukannya? Kalau jawabannya
enggak, berarti dosa akibat merugikan orang itu akan Anda bawa ke alam kubur tanpa sempat
diampuni. So sebelum menyibukkan diri dengan mengkritik para pebisnis yang
merusak alam, yuk kita biasakan diri untuk membuang sampah pada tempatnya.
2. Bikin Gaduh.
Bentuknya bisa macam-macam. Nyalain tape
terlalu keras, teriak-teriak seenaknya, atau yang lain. Hm…kayaknya minta maaf
ke tetangga aja udah cukup. Sebab jelas cuma mereka yang jadi obyek
penderitaan. Salah banget. Saat kita bikin kegaduhan, sangat mungkin ada
orang-orang lagi lewat yang ikut terganggu. Faktanya, kita nggak mungkin punya
daftar nama mereka secara lengkap. So gimana minta maafnya kalau data orangnya
aja nggak kita ketahui? Itu artinya, lagi-lagi kita bakalan mati dengan membawa
dosa yang belum sempat diampuni. Sebab hanya minta ampunan pada Allah aja nggak
cukup. Khusus dosa sosial, Allah mewajibkan kita untuk meminta maaf pada sesama
makhluk dulu sebagai
syarat turunnya ampunan dari-Nya. So bisa kebayang kan seberapa
banyak dosa orang-orang yang biasa bikin gaduh secara permanen. Dalam hal ini
para penjual keliling yang pakai pengeras suara secara berlebihan bakalan jadi
bidikan utama di alam kubur.
3. Menjatuhkan Nama Baik Orang Lain.
Dalam sebuah hadits shohih yang tertulis di kitab
Shohih Muslim, Nabi Muhammad jelas menyatakan kalau Allah tidak akan menerima taubat dan ibadah
seorang muslim yang sudah membuat berita nggak akurat tentang muslim yang lain,
sebelum dia meminta maaf dan mengklarifikasi berita “ngawur” yang udah dia sebarkan.
Berarti gampang banget donk. Kita cuma tinggal minta maaf sama orang yang udah
kita jatuhkan nama baiknya, terus disambung dengan beristighfar. Lagi-lagi
salah banget.
Yang namanya berita itu cepat banget
penyebarannya. Apalagi kalau isi beritanya negatif. Kalau artis atau pejabat
jelas lebih mudah. Cuma tinggal bikin siaran pers yang so pasti diliput di
berbagai media. Dijamin klarifikasinya efektif. Masalahnya…..kita kan bukan
artis. Kita juga bukan pejabat tenar. Emang ada wartawan yang mau meliput
klarifikasi kita yang jelas nggak bisa dijual sama dunia infotainment???
4. Menggunakan Fasilitas Umum Untuk Pribadi.
Numpang buang air di masjid jelas bisa menjadi salah
satu kasus terbesarnya. Air yang ada di masjid pada dasarnya dikhususkan untuk
mendukung pelaksanaan ibadah. So kalau kita menggunakannya semata-mata cuma numpang
buang air lantas melarikan diri, harus minta maaf sama siapa donk?
Status masjid jelas waqof. Dengan kata
lain, masjid itu mutlak milik Allah. Berarti cukup minta maaf sama Allah. Eit!
Allah kan nggak mungkin ngurusin masjid secara langsung. Masjid tuh diserahkan
kepengurusannya pada pengurus masjid khususnya dan umat Islam pada umumnya. Kesimpulannya,
nggak ada kata lain selain harus minta maaf pada seluruh umat Islam, baru bisa
dikatakan kelar urusan dosanya. So….kalau emang butuh numpang buang hajat di
kamar mandi masjid, jangan langsung melarikan diri setelahnya. Tapi sempatkan
buat sholat, minimal sholat tahiyatul masjid biar nggak sampai punya tanggungan
dosa. Oke?
Sebenarnya masih banyak banget dosa-dosa menyeramkan
yang akan kita temui kalau kita mau sesekali meluangkan waktu untuk lebih
teliti. Paling nggak jangan menilai
besarnya dosa cuma dari statusnya, tapi harus secara menyeluruh.
Artikel ini akhirnya juga harus diakhiri dengan sebuah
kesimpulan, “Dosa
sosial itu lebih berbahaya dibanding dosa yang berhubungan langsung dengan
Allah”. Semoga artikel ini bermanfaat. Wallahu A’lam bish Showab.
(El-Fath Satria)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar