Senin, 11 November 2013

TAMBAHAN NIKMAT ALLAH = MENGERIKAN



TAMBAHAN NIKMAT ALLAH = MENGERIKAN
Banyak orang yang berharap mendapat tambahan nikmat dari Allah. Beberapa bahkan sampai rela melakukan ritual ibadah lebih dari biasanya buat mendapatkannya. Tapi apakah kita pernah menyadari kalau tambahan nikmat dari Allah itu sebenarnya sangat mengerikan?

Penjelasannya gini, Friends. Dulu tuh ada seorang ulama bernama Syekh Hasan Bishri. Beliau punya istiqomah melakukan sholat sunnah 200 rakaat setiap malam. Alasannya, beliau biasa makan 2 kali sehari. So sebagai bentuk syukurnya, beliau melakukan 100 rakaat sholat sunnah untuk tiap sesi makannya. 100 X 2 = 200. Pas kan jumlahnya jadi 200 rakaat.

Pada suatu malam ada salah satu teman beliau yang berniat ngerjain Syekh Hasan Bishri. Beliau diundang kerumahnya dan emang direncanakan bakal dikasih makan. Padahal di hari itu Syekh Hasan Bishri udah terlanjur makan 2 kali. Sebagai tamu yang baik, beliau nggak menolak pada saat diajak makan. Dengan kata lain, hari itu beliau makan 3 kali. Apa yang terjadi setelahnya? Ternyata malam itu Syekh Hasan Bishri menambah jumlah rakaat sholat sunnahnya menjadi 300 rakaat. Wow!!


Friends…..di surat Ibrahim ayat 7 Allah jelas menyatakan kalau Allah akan menambah nikmat bagi siapapun hamba-Nya yang mau bersyukur. Tapi kalau sang hamba ternyata malah kufur nikmat, maka Allah akan membalasnya dengan adzab yang pedih. 

Satu hal yang jadi pertanyaan di ayat tersebut, harusnya Allah cukup menyatakan kalau Dia nggak bakal menambah nikmat-Nya kalau sang hamba nggak mau bersyukur, sebagai perbandingan yang fair dari janji Allah untuk menambah nikmat kalau sang hamba mau bersyukur. Tapi nyatanya enggak. Kalau kita bersyukur, kita dapat tambahan nikmat. Tapi kalau kita mengkufuri nikmat; bukan sekedar nggak dapat tambahan nikmat; tapi kita bakal dikasih adzab yang pedih. 

Hal tersebut diataslah yang jadi alasan Syekh Hasan Bishri harus menambah jumlah rakaat sholat sunnah beliau jadi 300 rakaat. Beliau sadar banget kalau tambahan nikmat meminta konskuensi adanya tambahan perwujudan syukur dari seorang hamba. Dalam urusan nikmat, Allah memang Maha Pemurah dengan memberikan berbagai anugrah nikmat pada para hamba. Tapi jangan lupa, Allah juga asy Syadid alias Maha “Tega” untuk menyiksa hamba-Nya yang nggak mau bersyukur. 

Paling tidak kisah di atas seharusnya menyisakan sebuah pertanyaan besar di benak kita, apakah kita sadar untuk harus menambah perwujudan syukur kita ketika Allah memberikan tambahan nikmat atau kita mewujudkan syukur dalam kapasitas yang tetap sama dengan sebelumnya? Hmm….secara sportif saya harus mengatakan kalau saya sendiri malah justru sering terlena dengan tambahan nikmat dari Allah. Bukannya menambah perwujudan syukur, saya malah cenderung meninggalkannya. Padahal saya paham banget kalau tambahan nikmat Allah bakal berakibat sangat mengerikan ketika dilupakan. Semoga aja Anda bukan tipe hamba jago lupa kayak saya. Wallahu A’lam bish Showab.
(El-Fath Satria)

1 komentar:

krisna mengatakan...

ini nanya, bukan comment: ya berarti itu kan namanya WAJIB, bukan SUNAH, gitu lho. trus perlu diketahui Allah SWT itu Maha Pengampun (kita harus Husnuzhan terhadapa Allah SWt).