TAMBAHAN NIKMAT ALLAH = MENGERIKAN
Banyak orang yang berharap mendapat tambahan nikmat
dari Allah. Beberapa bahkan sampai rela melakukan ritual ibadah lebih dari
biasanya buat mendapatkannya. Tapi apakah kita pernah menyadari kalau tambahan
nikmat dari Allah itu sebenarnya sangat mengerikan?
Penjelasannya gini, Friends. Dulu tuh ada seorang
ulama bernama Syekh Hasan Bishri. Beliau punya istiqomah melakukan sholat
sunnah 200 rakaat setiap malam. Alasannya, beliau biasa makan 2 kali sehari. So sebagai
bentuk syukurnya, beliau melakukan 100 rakaat sholat sunnah untuk tiap sesi
makannya. 100 X 2 = 200. Pas kan jumlahnya jadi 200 rakaat.
Pada suatu malam ada salah satu teman beliau yang
berniat ngerjain Syekh Hasan Bishri. Beliau diundang kerumahnya dan emang
direncanakan bakal dikasih makan. Padahal di hari itu Syekh Hasan Bishri udah terlanjur
makan 2 kali. Sebagai tamu yang baik, beliau nggak menolak pada saat diajak
makan. Dengan kata lain, hari itu beliau makan 3 kali. Apa yang terjadi
setelahnya? Ternyata malam itu Syekh Hasan Bishri menambah jumlah rakaat sholat
sunnahnya menjadi 300 rakaat. Wow!!
Friends…..di surat Ibrahim ayat 7 Allah jelas
menyatakan kalau Allah akan menambah nikmat bagi siapapun hamba-Nya yang mau
bersyukur. Tapi kalau sang hamba ternyata malah kufur nikmat, maka Allah akan
membalasnya dengan adzab yang pedih.
Satu hal yang jadi pertanyaan di ayat tersebut,
harusnya Allah cukup menyatakan kalau Dia nggak bakal menambah nikmat-Nya kalau
sang hamba nggak mau bersyukur, sebagai perbandingan yang fair dari
janji Allah untuk menambah nikmat kalau sang hamba mau bersyukur. Tapi nyatanya
enggak. Kalau kita bersyukur, kita dapat tambahan nikmat. Tapi kalau kita
mengkufuri nikmat; bukan sekedar nggak dapat tambahan nikmat; tapi kita bakal
dikasih adzab yang pedih.
Hal tersebut diataslah yang jadi alasan Syekh Hasan
Bishri harus menambah jumlah rakaat sholat sunnah beliau jadi 300 rakaat. Beliau
sadar banget kalau tambahan nikmat meminta konskuensi adanya tambahan perwujudan
syukur dari seorang hamba. Dalam urusan nikmat, Allah memang Maha Pemurah
dengan memberikan berbagai anugrah nikmat pada para hamba. Tapi jangan lupa,
Allah juga asy Syadid alias Maha “Tega” untuk menyiksa hamba-Nya yang nggak mau
bersyukur.
Paling tidak kisah di atas seharusnya menyisakan
sebuah pertanyaan besar di benak kita, apakah kita sadar untuk harus menambah
perwujudan syukur kita ketika Allah memberikan tambahan nikmat atau
kita mewujudkan syukur dalam kapasitas yang tetap sama dengan sebelumnya? Hmm….secara
sportif saya harus mengatakan kalau saya sendiri malah justru sering terlena
dengan tambahan nikmat dari Allah. Bukannya menambah perwujudan syukur, saya
malah cenderung meninggalkannya. Padahal saya paham banget kalau tambahan
nikmat Allah bakal berakibat sangat mengerikan ketika dilupakan. Semoga aja
Anda bukan tipe hamba jago lupa kayak saya. Wallahu A’lam bish Showab.
(El-Fath
Satria)
1 komentar:
ini nanya, bukan comment: ya berarti itu kan namanya WAJIB, bukan SUNAH, gitu lho. trus perlu diketahui Allah SWT itu Maha Pengampun (kita harus Husnuzhan terhadapa Allah SWt).
Posting Komentar