Jumat, 06 September 2013

Koruptor.......I Love You



KORUPTOR….I LOVE YOU
Hukum mati aja tuh para koruptor !! Mm…setuju. Rasain tuh si koruptor lagi sakit di penjara. Kalau yang ini….saya nggak setuju. Alasannya simpel. Saya terlanjur jatuh cinta sama para koruptor.
Koruptor bikin sengsara rakyat, koruptor bikin negara hancur, koruptor………..tapi tetap aja saya cinta sama mereka. Bukan karena saya pengen. Tapi karena saya HARUS.
Saya nggak pernah mendukung tindakan korupsi dalam bentuk apapun dan dalam jumlah berapa pun. Tapi saya hanya boleh benci sama tindakannya, bukan pelakunya. Sebab agama Islam jelas mengharamkan membenci orang lain. Apalagi kalau orang itu adalah sesama muslim. Muslim yang satu dengan muslim yang lain itu seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu sama lain. So mengapa lantas ada yang menyikapi koruptor seakan mereka setan? Mereka tetap manusia kok. Tindakannya aja yang menuruti nafsu plus bumbu racikan setan.
Saya jadi ingat peristiwa beberapa tahun lalu. Saat itu saya meminta bantuan bacaan Fatihah di sebuah majlis ta’lim untuk mendiang Bapak Soeharto (mantan presiden RI) yang lagi sakit. Bukannya alunan merdu bacaan Fatihah yang saya dapat. Tapi justru malah protes emosional para peserta majlis ta’lim yang harus saya hadapi. Mereka merasa beliau nggak layak didoakan. Eh, jasa beliau ke negara ini kan gede banget. Mereka menjawab, “Tapi kesalahannya juga seabrek. Korupsinya sampai nggak bisa diungkap”. Tapi beliau kan muslim. Mereka menjawab lagi dengan nada yang lebih tinggi, “Muslim apaan? Gelar haji dan sholatnya yang sering ditunjukin di TV tuh cuman kedok”. Hh…..memprihatinkan. Hanya karena emosi, mereka jadi lupa kalau mengkafirkan sesama muslim itu hukumnya murtad.
Benci sama seseorang emang manusiawi. Tapi kalau terus-terusan, ya tetap aja nggak boleh. Haditsnya udah jelas banget kan. Batas maksimal rasa benci sesama muslim hanya 3 hari. Parahnya lagi, seringkali kebencian kita pada para koruptor lantas membuat kita dengan tanpa rasa bersalah langsung bikin cerita-cerita rekaan tambahan. Padahal haditsnya juga udah jelas, setiap muslim yang menjatuhkan nama baik muslim yang lain itu nggak akan diterima ibadahnya oleh Allah, sampai dia mau klarifikasi fitnah yang udah dia buat. Nggak cukup sekedar klarifikasi. Tapi juga harus minta maaf sama yang bersangkutan. Faktanya, kebanyakan koruptor itu berada di lokasi yang kebetulan jauh dari domisili kita. Hingga kecil banget kemungkinannya kita bisa minta maaf sama mereka.
Sekali lagi, Islam melarang kita benci sama seseorang. Kita hanya boleh benci sama tindakan salahnya. Hikmahnya sederhana tapi luar biasa. Agar kita bisa selalu menjadi muslim pemaaf, karena salah satu ciri khas seorang muslim memang itu.
So pilih mana? Mengikuti hawa nafsu kita untuk membenci seseoarng dengan lebay atau membenci mereka dalam batas yang diijinkan oleh Allah hingga kita tetap termotivasi untuk membantunya berubah.
Paling nggak masih ada satu pilihan yang lebih bijak, yaitu lebih menyibukkan diri dengan intropeksi diri kita sendiri. Malas di tempat kerja ketika pengawas lagi nggak ada, pada dasarnya korupsi juga lho. Ayo Friends, kita berniat menjadi muslim yang pemaaf biar negara yang udah ruwet ini nggak jadi makin ruwet. Salam hormat saya untuk Bapak Abraham Samad dan team KPK-nya. Semoga Allah selalu memberi mereka pertolongan dan kesabaran, agar mereka tetap ada dalam daftar orang-orang yang saya cintai. Wallahu A’lam bish Showab.
(El-Fath Satria)

Tidak ada komentar: