Minggu, 22 September 2013

PROPHET MUHAMMAD’S LOVE FOR NON MOSLEMS



PROPHET MUHAMMAD’S LOVE FOR NON MOSLEMS
At a corner of Madinah’s traditional market there was a Jew blind beggar. When somebody approached him, he always said “My Brother, never approached Muhammad. He is a crazy man, liar, and shaman. If you come to him, he will influence you”.
Every morning Prophet Muhammad came to the beggar bringing meal and feeding him without a word. He always did it although the beggar never stopped insulting him. It just didn’t happen for the Prophet death.
One day Khalif Abu Bakar visited his daughter A’isyah (Prophet Muhammad’s widow). He asked her, “My Dear, are there my beloved Prophet’s activities I don’t do yet?”. A’isyah answered, “Dear Father, You are the best follower of him. You did every single activity of him but one”. “What is it?” Khalif Abu Bakar asked. “Every morning Prophet Muhammad always came to a corner of the traditional market bringing some meals for a Jew blind beggar there”.
Next morning Khalif Abu Bakar brought some meals and visited the Jew blind beggar. How curious he was for finding the beggar kept insulting Prophet Muhammad with his bad sentences. Why did Prophet Muhammad feed him continually?
Khalif Abu Bakar sat beside the beggar and start putting the meal to his mouth. But the beggar refused and shouted angrily, “Who are you?”
Khalif Abu Bakar answered, “I am a man visits you every morning for giving you meal”. He tried to make sure the beggar that he is the man the beggar wanted. But the beggar didn’t believe because the man he wanted was smoother and more patient to feed him. “No! You are not the man feeds me everyday” said the beggar. “If he comes here I don’t find any trouble to hold and chew the meal. He always feeds me, but first he chews the meal and feeds me with his own mouth”.
Khalif Abu Bakar couldn’t stop his tears for listening Prophet Muhammad nice character. Prophet Muhammad responded the beggar bad words with love. He feed a man kept insulting him by feeding him with an amazing way.
Crying he said to the beggar, “I am not the man feeds you every single day. I am just a friend of his. He won’t come here anymore to give you the meal”.
The beggar suddenly cried and asked, “What’s my mistake until he doesn’t want to visit me? Please tell him my regret in order to he visits me anymore”.
“That great man was died”, Khalif Abu Bakar said. “He had leaved this world and I am his successor. I am Abu Bakar, a friend of Prophet Muhammad. The man feeds you every day was Prophet Muhammad”.
Listening Khalif’s sentences makes the beggar cried more loudly. He was so sorry for it. “Is it true? I always insulted him, but he was never angry to me. Even he visited me every day and feed me with love. He is so noble”. Finally the beggar became a moslem. The honorable character of Prophet Muhammad motivated him to do.
So let’s realize that love often makes everything better. It’s not always easy, but we still have to do. Don’t do it for yourself or for some purposes. Just do it for Allah, because Prophet Muhammad did it. We must be brave to show that Islam is the best. But moslem’s braveness doesn’t mean power or even angry. It means LOVE.
(El-Fath Satria)

Selasa, 17 September 2013

BANTAHAN UNTUK PARA WALIYULLOH IMITASI



BANTAHAN UNTUK PARA WALIYULLOH IMITASI
“Beliau itu waliyulloh, lho”. Kok bisa tahu sih. Dengan penuh semangat orang itu lantas bercerita kalau “beliau” bisa terbang. Kok jadi kayak di film? Klo gitu seandainya Superman itu muslim, berarti dia waliyulloh dong. Wow! Ada waliyulloh yang nggak paham cara memakai celana dalam dengan benar.
Friends, nggak ada satu pun dalil (alQur’an atau Hadits) yang menyatakan kalau waliyulloh itu harus super. Bisa terbang, nggak mempan ditembak, bisa nyembuhin orang sakit, apalagi bisa ngalahin gendruwo. Kita hidup di dunia nyata, bukan film entertainment. Yang namanya waliyulloh itu syaratnya cuman 1, TAQWA. Syarat utama bisa taqwa itu juga udah jelas, BERILMU. Syarat bisa berilmu malah lebih jelas lagi, PUNYA GURU.
So mulai sekarang klo ada orang yang dibilang jadi waliyulloh, please perhatiin dulu. Mumpuni dalam ilmu agama apa enggak? Waliyulloh itu predikat agama, jadi nggak mungkin klo orangnya nggak paham alQur’an dan Hadits. Apalagi nggak bisa baca alQur’an dengan fasih. Impossible. Cuma itu aja? Perhatiin juga, ibadahnya bagus nggak? Jangan dibilang waliyulloh klo orangnya nggak puasa Romadlon, apalagi malas sholat.
Yang bikin prihatin, banyak kalangan muslim yang gampang banget ngobral predikat waliyulloh pada seseorang cuma gara-gara orangnya “katanya” hebat, alias bisa ngelakuin hal-hal ajaib. Berikut ini beberapa contoh keajaiban yang sebenarnya nggak ajaib, lengkap dengan bantahan rasionalnya.
1. Sholat Jum’at di Mekah.
Sering banget kan dengar kabar kayak gitu. Ada orang yang ditokohkan secara agama oleh pengikutnya, tapi ternyata pas waktunya sholat Jum’at malah tidur di kamar. Alasannya, “Saya tadi sholat Jum’at di Mekah”.
Klo Anda dengar jawaban kayak gitu, coba pikirkan keterangan ini. Pertama, yang namanya sholat itu wajib pakai tubuh, bukan jiwa. Nabi Muhammad yang jadi hamba paling istimewa aja sholat pakai tubuh beliau. So gimana ceritanya tuh ada orang yang levelnya jelas di bawah Nabi kok enteng banget sholat cuma pakai jiwa. Kedua, Seandainya orang itu beneran bisa menggandakan tubuh dan memindahnya ke Mekah sana, di Mekah masih jam berapa? Waktu di Indonesia terpaut 4 jam dibanding Mekah. Artinya klo Indonesia udah masuk waktu Dzuhur (sholat Jum’at), berarti di Mekah masih sekitar jam 9 pagi alias belum masuk waktu sholat Jum’at. Sholatnya nggak sah dong dan dia sholat di sana sama siapa? Sholat Jum’at kan wajib berjamaah.
2. Aku Tahu Isi Hatimu
Ini waliyulloh atau paranormal? Cukup banyak kan orang yang hanya karena bisa menebak isi hati atau tingkah laku seseorang lantas dipredikatkan sebagai waliyulloh. Pertama, muslim sejati pasti tahu klo membuka rahasia seseorang itu nggak boleh. So waliyulloh nggak mungkin melakukannya. Kedua, cukup banyak “juru tebak” palsu yang sebenarnya mengandalkan mata-mata. Tiga, coba pikirkan hal yang bertolak belakang dengan kenyataan diri Anda. Contoh : Anda belum punya anak. Ketika menemui orang yang pandai menebak, tanamkan dalam hati Anda kalau Anda sedang resah memikirkan tingkah laku anak Anda (imajinasi). Percaya atau enggak, cara ini sering saya gunakan dan selalu berhasil. Si juru tebak itu meleset. Tapi tentu saja cara ini nggak akan mempan di hadapan waliyulloh yang asli. Empat, kemampuan semacam itu atau keajaiban yang semacamnya bisa aja dibantu oleh jin.
3. Pamer Karomah
Sang wali dengan penuh percaya diri unjuk kekebalan tubuh di hadapan muridnya. Hm….ini waliyullloh atau ahli debus? Bantahan saya : pertama, kemampuan ajaib Nabi disebut mu’jizat. Sedang untuk para waliyullloh disebut karomah. Masalahnya, kemampuan ajaib itu hanya bisa dimunculkan di saat emang perlu. Nabi Musa bisa membelah samudra dengan tongkat. Tapi beliau cuma sekali kan melakukannya seumur hidup. Beliau nggak bisa pamer. Nyatanya Nabi Musa juga nggak lantas jadi pawang ular kok. So mana mungkin ada waliyulloh yang pamer karomah tanpa alasan. Kedua, seperti yang saya tulis di akhir point ke dua, kemampuan ajaib itu bisa dimunculkan dengan bantuan jin atau dalam Islam dikategorikan sebagai sihir.
Inti dari artikel ini sebenarnya cuma 2. Jangan memberi predikat waliyullloh berdasarkan kesaktian. Tapi berikan predikat itu berdasarkan tingkat ketaqwaannya. Yang kedua, dari semua dalil dan keterangan yang ada, pada akhirnya timbul sebuah konsep perwalian “laa ya’riful wali illal wali”. Artinya tidak akan bisa mengetahui level kewalian, kecuali sesama waliyulloh.
So permisi. Di akhir artikel ini gimana pun saya harus menyatakan, saya nggak akan pernah mengklaim para Wali Songo sebagai waliyulloh. Alasannya jelas. Saya kan bukan waliyulloh. Tapi berdasarkan sejarah yang valid, gimana pun juga saya yakin klo beliau-beliau itu adalah para waliyulloh. Benar tidaknya keyakinan saya, biarlah Allah yang menentukan. Saya nggak meng-klaim. Saya cuma yakin. Wallahu A’lam bish Showaab.
(El-Fath Satria)

Jumat, 06 September 2013

Koruptor.......I Love You



KORUPTOR….I LOVE YOU
Hukum mati aja tuh para koruptor !! Mm…setuju. Rasain tuh si koruptor lagi sakit di penjara. Kalau yang ini….saya nggak setuju. Alasannya simpel. Saya terlanjur jatuh cinta sama para koruptor.
Koruptor bikin sengsara rakyat, koruptor bikin negara hancur, koruptor………..tapi tetap aja saya cinta sama mereka. Bukan karena saya pengen. Tapi karena saya HARUS.
Saya nggak pernah mendukung tindakan korupsi dalam bentuk apapun dan dalam jumlah berapa pun. Tapi saya hanya boleh benci sama tindakannya, bukan pelakunya. Sebab agama Islam jelas mengharamkan membenci orang lain. Apalagi kalau orang itu adalah sesama muslim. Muslim yang satu dengan muslim yang lain itu seperti sebuah bangunan, saling menguatkan satu sama lain. So mengapa lantas ada yang menyikapi koruptor seakan mereka setan? Mereka tetap manusia kok. Tindakannya aja yang menuruti nafsu plus bumbu racikan setan.
Saya jadi ingat peristiwa beberapa tahun lalu. Saat itu saya meminta bantuan bacaan Fatihah di sebuah majlis ta’lim untuk mendiang Bapak Soeharto (mantan presiden RI) yang lagi sakit. Bukannya alunan merdu bacaan Fatihah yang saya dapat. Tapi justru malah protes emosional para peserta majlis ta’lim yang harus saya hadapi. Mereka merasa beliau nggak layak didoakan. Eh, jasa beliau ke negara ini kan gede banget. Mereka menjawab, “Tapi kesalahannya juga seabrek. Korupsinya sampai nggak bisa diungkap”. Tapi beliau kan muslim. Mereka menjawab lagi dengan nada yang lebih tinggi, “Muslim apaan? Gelar haji dan sholatnya yang sering ditunjukin di TV tuh cuman kedok”. Hh…..memprihatinkan. Hanya karena emosi, mereka jadi lupa kalau mengkafirkan sesama muslim itu hukumnya murtad.
Benci sama seseorang emang manusiawi. Tapi kalau terus-terusan, ya tetap aja nggak boleh. Haditsnya udah jelas banget kan. Batas maksimal rasa benci sesama muslim hanya 3 hari. Parahnya lagi, seringkali kebencian kita pada para koruptor lantas membuat kita dengan tanpa rasa bersalah langsung bikin cerita-cerita rekaan tambahan. Padahal haditsnya juga udah jelas, setiap muslim yang menjatuhkan nama baik muslim yang lain itu nggak akan diterima ibadahnya oleh Allah, sampai dia mau klarifikasi fitnah yang udah dia buat. Nggak cukup sekedar klarifikasi. Tapi juga harus minta maaf sama yang bersangkutan. Faktanya, kebanyakan koruptor itu berada di lokasi yang kebetulan jauh dari domisili kita. Hingga kecil banget kemungkinannya kita bisa minta maaf sama mereka.
Sekali lagi, Islam melarang kita benci sama seseorang. Kita hanya boleh benci sama tindakan salahnya. Hikmahnya sederhana tapi luar biasa. Agar kita bisa selalu menjadi muslim pemaaf, karena salah satu ciri khas seorang muslim memang itu.
So pilih mana? Mengikuti hawa nafsu kita untuk membenci seseoarng dengan lebay atau membenci mereka dalam batas yang diijinkan oleh Allah hingga kita tetap termotivasi untuk membantunya berubah.
Paling nggak masih ada satu pilihan yang lebih bijak, yaitu lebih menyibukkan diri dengan intropeksi diri kita sendiri. Malas di tempat kerja ketika pengawas lagi nggak ada, pada dasarnya korupsi juga lho. Ayo Friends, kita berniat menjadi muslim yang pemaaf biar negara yang udah ruwet ini nggak jadi makin ruwet. Salam hormat saya untuk Bapak Abraham Samad dan team KPK-nya. Semoga Allah selalu memberi mereka pertolongan dan kesabaran, agar mereka tetap ada dalam daftar orang-orang yang saya cintai. Wallahu A’lam bish Showab.
(El-Fath Satria)