ORANG BAIK KEBANYAKAN SUSAH MASUK SURGA
Judul artikel ini
nggak main-main. Emang kenyataannya seperti itu kok. Hal ini saya sadari saat
saya berpikir, apa sebenarnya yang suatu saat akan saya bawa mati? Kebaikan
saya atau malah kejelekan saya? Pengennya sih yang baik-baik aja. Tapi
perenungan saya setelah 3 hari yang lalu dapat kritikan dari seorang Ustadz
membuat saya menyadari sebuah hal baru. Hal baru itu yang sekarang mau saya share di artikel ini.
Misal
gini, ada artis sinetron yang habis ngambil 200 lembar foto dirinya di sebuah
studio foto. Ceritanya nih, dia foto 2 kali. Dia minta masing-masing dicetak
100 lembar. Foto yang pertama bagus, cantiknya kelihatan. Tapi….eh foto yang ke
2 kok enggak ya. Di foto yang ke 2 ini si artis nggak kelihatan cantik. Padahal
kan udah terlanjur dicetak 100 lembar. Apes deh. Apesnya lagi ternyata di luar
studio foto itu para fans udah berjubel menunggu. Tujuannya cuman satu, MINTA
JATAH FOTO. Kira-kira foto yang mana yang bakal dibagikan sama sang artis? Yang
kelihatan cantik, yang nggak cantik, atau malah dua-duanya?
Nggak
usah mikir pun jawabannya udah jelas kan. Si artis so pasti cuman mbagiin
fotonya yang cantik. Kalau perlu, sampai habis. Sementara yang jelek dia simpan
rapat-rapat dalam tas. Malu-maluin tuh kalau sampai ketahuan orang. Kalau perlu
entar sampai rumah tuh 100 lembar foto jelek harus segera dimusnahkan. Alasannya
sederhana. Nyebarin foto jelek bisa bikin martabat si artis jatuh.
Nah
begitu juga sama manusia yang lain. Kejelekan dirinya disimpan mati-matian. Kalau
perlu istri dan anaknya nggak boleh tahu. Misal dicolek dikit kesalahannya, dia
juga bakalan marah. Pokoknya kejelekan ini mesti disimpan sampai mati. Tapi kalau
kebaikan dirinya…….jarang lho yang pengen nutupin. Nggak usah pakai dicolek pun
malah disebarin ke mana-mana. Diobral habis-habisan deh ceritanya. Bahkan kalau
tuh kebaikan dicolek, Wuih langsung senyum-senyum.
Pertanyaannya
: kalau dia entar mati, berarti cuman tinggal bawa kejelekan dong. Sebab kebaikannya
kan udah habis diobral ke sana-sini. Meregang nyawa dengan kejelekan doang yang
tersisa. Mengerikan banget.
Ooo…..jadi
itu toh alasannya kenapa orang Islam dianjurkan beramal sirri (rahasia). Bukan nikah sirri
lho. Amalan sunnah nggak boleh terang-terangan. Kalau tangan kanan memberi,
jangan sampai tangan kiri tahu. Tujuannya ternyata cuman satu, biar amal baik
itu tetap bisa terbawa ketika kita suatu saat bertemu dengan malaikat pencabut
nyawa.
Memang
beberapa amal tertentu malah dianjurkan untuk dilakukan secara terang-terangan,
biar jadi contoh buat muslim yang lain. Ini berhubungan sama ibadah wajib
seperti Sholat fardlu, puasa, zakat fitrah dan yang semacamnya. Tapi untuk
amalan sunnah, Rahasia. Cukup pelakunya dan
Allah aja yang tahu. Bersedekah 10 juta rupiah mungkin untuk beberapa orang
terhitung ringan. Tapi apakah tetap ringan untuk mengucapkan ke teman kita, “Eh,
Friend. Tolong dong kasihin uang 10
juta ini buat tetangga kamu yang rumahnya gubuk itu. Tapi jangan bilang kalo
ini aku yang ngasih ya. Kalo orangnya tanya, bilang aja ini dari kamu”. Hm…kalimat
pendek yang susah banget mampir di lidah.
Sekarang
kita dihadapkan sama dua pilihan. Pertama,
terkenal sebagai orang baik dengan cara mengobral kebaikan kita, tapi saat di
alam kubur cuman berbekal kejelekan. Kedua, menyimpan
rapat kebaikan kita agar suatu saat tetap jadi bekal kita di gelapnya alam
kubur. Dua pilihan sederhana yang susah untuk dipilih, walau kita tahu mana
yang sebenarnya harus kita pilih. Wallahu
A’lam bis Showaab.
(Sang Pendosa)
2 komentar:
Berarti kita gak boleh memperlihatkan sdekah kita walau dgn tujuan untuk memotivasi kawan kita untuk bersedekah juga, mas?
yg malah dianjurin buat ditunjukin k orng lain (memotivasi) adalah shodaqoh yg sifatx wajib. Klo yg sunnah, mending enggak. Misal pengen mmotivasi, bs aja gini qt ngasih sodaqoh k orng d dpn teman qt, tp qt bilang klo itu titipan alias bkn milik qt. Kok km sendiri g sodaqoh? Jawab aja : Hm...ada deh
Posting Komentar